PERUBAHAN YANG CEPAT MENGHANCURKAN
Oleh : Syafrina Husni Putri

Pada awalnya, Aku tidak mempunyai Handphone atau HP karena HP ku rusak dan Aku imgin sekali memiliki HP. Aku hanya berharap, semoga pada hari ulang tahun ku Ayah memberi hadiah yang isinya HP. Hari ini adalah hari minggu, Aku sedang merapikan kamarku yang sangat berantakan ini. Lalu pada jam 12.45 aku selesai merapikan barang-barang yang berantakan di kamarku tadi, rasanya sangat lelah sekali.
”Aldo… kesini, sebentar tolong mama!” kata mama minta tolong.
“ Iya… ma…” kataku dengan senang hati. Aku mendatangi mama.
“ Aldo tolong belikan mama ajinamoto sama royco ya…. di depan rumah Pak Udin.” Kata mama sambil menyuruhku membeli bahan untuk memasak nanti.
“ Oke ma…” Kataku yang langsung pergi membelinya ke warung depan rumah Pak Udin.
Setelah sampai di warung, aku mencari orang yang menjaga warung. Tapi aku tidak melihatnya,
“ Cari siapa Aldo? Orang yang menjaga warungnya sedang pergi sebentar.” Kata Pak Udin yang lewat di depan warung.
“ Oh begitu ya Pak Udin, terima kasih ya Pak sudah memberi tahu Aldo, kalau orang yang menjaga warungnya sedang pergi. Kalau begitu Aldo pulang dulu ya Pak…. ” Kataku yang hendak pergi.
Saat separuh jalan, aku melihat temanku Bobi di pinggir jalan sambil makan es krim. Dia anak orang kaya yang memiliki semuanya termasuk Handphone atau Hp.
“Hai Bobi.. mau kemana….? kok jalan sendirian aja?” Kata Aldo yang menyapa Bobi.
“Eh Aldo… iya nih mau ke warung di sebelah gang depan. Dari mana Do..?” kata Bobi yang sedikit kaget.
“Dari warung di depan rumah Pak Udin, kata Pak Udin orang yang menjaga warungnya sedang pergi. Oh mau ke warung di sana juga, boleh ikut tidak…? Aldo juga ingin ke warung sebelah gang itu untuk membeli ajinomoto dan royco yang mama suruh. Dari pada pulang tidak membawa apa-apa…” Kata Aldo yang sedang berjalan bersama Bobi.
Tiba di warung aku langsung membeli ajinamoto dan royco, setelah itu aku pulang.
“ Bobi aku pulang duluan ya…?? takutnya nanti mama menunggu lama.” Kata Aldo yang ingin bergegas pulang.
“ Oh iya tidak apa-apa.” Kata Bobi menjawab dengan senang hati.
Sampai di rumah aku memberikan bahan tadi ke mama, aku yang sangat lelah sekali langsung pergi ke kamar untuk tidur siang. Waktu menunjukkan pukul 17.33 WIB. Aku terbangun lalu pergi mandi, aku teringat dengan tanggal ulang tahunku yang semakin dekat dan aku tidak sabar lagi untuk melihat isi hadiah yang di berikan ayah. Sepanjang jalan di kamar mandi aku membayangkan jika aku sudah memiliki Handphone.
“Aduhhh…” Aku merasa kesakitan di keningku karena aku tidak sengaja menabrak pintu kamar mandi. Aku langsung sadar dan masuk ke kamar mandi dengan tersenyum sendiri dan malu.
Setelah aku mandi, aku makan malam bersama keluarga di meja makan. Di meja makan aku, mama dan ayah banyak sekali bercerita tentang masa kecilku. Aku yang nakal, penangis dan lain sebangainya. Aku selalu bersyukur memiliki keluarga yang lengkap dan semuanya baik kepadaku walaupun mereka selalu memarahiku jika aku membuat kesalahan tapi aku tau mereka menyayangiku. Aku sudah selesai makan dan pergi ke kamar untuk tidur karena besok aku sekolah jadi harus cepat bangun.
“ Kukuruyuuuuk….. “ Suara ayam terdengar di pagi hari dan membangunkanku untuk pergi sekolah. Sesudah aku mandi, makan dan minum aku dipanggil ayah untuk pergi ke sekolah supaya tidak terlambat.
“ Ada yang lupa tidak….? supaya kita tidak kembali kerumah lagi menjemput barang yang tertinggal.“ Kata ayah bertanya di atas motor. “ Hmm…Rasanya tidak ada lagi Ayah,” Kataku yang sedang memakai helm.
Sesampainya di sekolah aku pamit kepada ayah dan bersalaman lalu masuk ke kelas. Teng… teng…teng…, saatnya istirahat, bel berbunyi semua siswa pun keluar kelas. “ Aldo ke kantin yuk….!“ kata Piki mengajak Aldo untuk pergi ke kantin bersama. “Yuk!” Kataku menjawab dengan senang. Aku dan Piki pergi ke kantin pergi bersama. Piki itu orangnya baik dan dia juga sering mentraktirku di kantin.
Setelah aku dan Piki ke kantin kami langsung pergi ke kelas. Tidak lama kemudian bel pun berbunyi saat kami ingin duduk di kursi. PBM berlangsung beberapa jam. “Teng… Teng… Teng…” Bel berbunyi memberitahu kepada siswa untuk pulang.
Aku pun pulang dan ternyata tidak perlu menunggu lama, ayahku sudah datang menjemput. Tiba di rumah aku langsung ke kamar dan tidur siang. Lalu selepas tidur aku bangun dan makan siang di meja makan, selesai makan aku pergi bermain bola di lapangan dan setibanya aku di lapangan aku langsung disambut sama teman- temanku. “Aldo yuk main! kamu jadi kiper ya…?“ Kata Yogi yang mengajak untuku bermain. “Oke… Aku jadi kiper.” Kataku menjawab dengan semangat.
Hari pun mulai malam aku dan teman- temanku pun pulang. Sesampainya aku di rumah, aku tidak melihat mama. Aku menyiapkan makan malam sendiri. “ Eh ..Aldo Baru pulang ya…?” Kata mama menghampiriku yang ingin mengambil nasi. “Iya ma, mama kok belum makam dari tadi..? Ayah kemana, tidak makan malam bersama kita..? “ Kataku bertanya dengan serius. “Ayah kamu sedang pergi diajak temannya untuk makan malam bersama di luar mungkin, Ayah kamu besok pagi pulangnya.“ Kata mama menjelaskan. “Ohh…..Begitu ya ma.“ Ujarku sambil tersenyum. Selesai makan aku mencuci piring dan langsung pergi mandi karena badanku sudah bau. Setelah Aku mandi aku membaca buku sebentar yang bu guru jelaskan tadi di sekolah.
Beberapa menit kemudian sepertinya aku mulai mengantuk, besok sekolah jadi aku langsung tidur setelah membaca buku. Di pagi hari mama datang ke kamar untuk membangunkanku. “Aldo bangun sudah pagi!“ Kata mama sambil membangunkanku. “ Hm… ya ma aku bangun.“ Kataku yang ingin duduk.
Lalu Aku pergi mandi dan aku lihat jam yang ternyata sudah pukul 07.00. Aku langsung ke sekolah, aku diantarkan oleh mamaku karena ayah tidak ada di rumah dan aku berpikir mungkin ayah tidur di tempat temannya.
Sesampainya di kelas aku belajar matematika. Matematika pelajaran yang paling tidak aku suka tapi aku tidak menyerah saat mencari jawabannya. “Teng…teng…teng….” Bel berbunyi saatnya istirahat. Lalu semua siswa keluar kelas. Biasanya aku diajak Piki untuk ke kantin, dan aku mencarinya di kelas, tetapi tetap saja aku tidak menemuinya.
“ Ba…..kamu terkejut tidak ..? “ kata Piki sambil tertawa. “ Aaa… Kamu membuat aku terkejut, Piki dari mana saja aku mencarimu tadi.“ Kataku yang sedang terkejut. “Aku tadi dari wc karena tidak tahan lagi aku langsung pergi tanpa memberitahumu, Maaf ya…? Ya sudah kita ke kantin saja aku yang bayarin “ Kata Piki mentraktirku karena sudah membuatku terkejut. Saat jam pelajaran berbunyi, aku dan Piki pun masuk ke kelas dan belajar. Tidak terasa bel pulang pun berbunyi, aku bergegas mengambil tasku dan menunggu ayah untuk menjemputku. Sudah 5 menit aku menunggu ayahku tidak juga datang ataupun mama. 1 menit kemudian barulah ayahku datang menjemputku. “Ayah kenapa terlambat menjemput Aldo hari ini…?“ Kataku bertanya dengan heran. “Maaf ya Aldo, ayah terlambat menjemput, tadi ban motor ayah bocor jadi ayah pergi ke tambal ban dulu“ Kata ayahku menjelaska di atas motor. “Ohh….begitu ya ayah.“ Kataku dengan santai. Sesampainya di rumah aku makan siang dengan mama dan ayah. Lalu aku teringat dengan hari ulang tahunku yang semakin dekat. Aku berpikir, apa aku tanya saja ya.
“Ayah, Aldo boleh minta sesuatu tidak?“ Kataku bertanya dengan gugup. “Apa Aldo?” Kata ayah yang heran. “Ayah hari ulang tahun Aldo kan satu hari lagi, Aldo ingin hadiahnya Hp ayah..? Aldo kan juga ingin punya HP lagi Ayah…. “ Kataku dengan percaya diri untuk bertanya. “Hmm…. Bagai mana ya….? Ayah pikirkan dulu ya Aldo?“ Kata ayah yang ingin memberi kejutan ke Aldo di hari ulang tahunnya besok. “Ayah pikirkan apa lagi, beri sajalah Ayah…. “ Bisik mama ke ayah agar aku senang di hari ulang tahunku nanti. “Iya ya Ayah …“ Kataku dengan senang hati.
Setelah makan aku pergi ke kamar untuk tidur siang . Aku terbangun dan kulihat jam dinding pukul 16.56 WIB yang berarti aku harus pergi main bola ke lapangan, mungkin saja mereka sudah bermain tanpa aku. Tanpa berpikir panjang aku pergi ke lapangan untuk bermain. Tapi kalau mereka sudah mulai main aku akan melihat saja.
Aku datang terlambat dan teryata mereka sudah pulang. Aku memeriksa di dalam saku bajuku , apa masih ada uang. Aku melihat di lapangan jelas sekali tidak ada orang . Akhirnya Aku menemukan uang Rp5000,00 di saku bajuku. Aku pergi ke warung dengan cepat untuk membeli makanan ringan. Setelah aku membeli makanan, aku pulang dan langsung masuk ke dalam kamar. Lalu Aku mandi supaya bersih. Makanan di meja makan sudah siap. Aku makan malam bersama keluarga. Saat makan aku sudah membayangkan aku memiliki HP. Selesai makan aku mencuci piring dan seperti biasa aku langsung ke kamar untuk tidur. Aku terbangun, lalu aku melihat ada sebuah kue dan hadiah di sampingnya. Tanpa berpikir panjang aku langsung melihat hadiah itu. “Selamat hari ulang tahun Aldo, semoga panjang umur, sehat selalu, semoga tambah pintar dan rajin, semoga rezekinya lancar selalu. Aamiin… Ini hadiah dari mama dan ayah walaupun sedikit mungkin berharga buat kamu.“ Kata Mama dan Ayah yang tertulis di atas kertas pada bungkus hadiahnya.
Aku membuka hadiah itu, “ Wah…” Aku senang sekali isi hadiahnya HP. Aku pergi ke ruang tamu untuk berterima kasih ke mama dan ayah. Sampainya di ruang tamu Aku berterima kasih kepada mama karena ayah belum pulang nanti saja aku berterimakasihnya saat di meja makan. “Mama terima kasih sudah membelikan Aldo HP. Ayah mana ya Ma…?” Ucapku dengan senang. “Ayah kan kerja. Walaupun sekarang tanggal merah, Ayah kamu tetap kerja” Kata mama menjelaskan kepadaku. “Oh…, begitu Ma…. Aldo ke kamar dulu ya Ma….” Kataku merasa gembira. Di kamar aku melihat- lihat HP baruku dan ternyata tidak ada pulsa dan kuota. Aku akan membeli pulsa tapi uangnya minta ke Mama. “Ma boleh minta uang tidak Rp12.000 saja Ma.” Kataku sambil nunduk. “.Boleh….“ Kata mama yang sedang mengambil uang di dompetnya. “Terima kasih Ma…“ kataku tersenyum.
Dan aku pergi ke konter untuk membeli pulsa. Tidak perlu waktu lama akupun pulang, tibanya di rumah aku jadikan pulsa itu kuota. Lalu aku dwonnload permainan dan lain-lain. Pada siang hari aku masih main game di kamarku. Mama sudah memanggilku untuk makan siang, tapi aku tidak menjawabnya. Sampai –sampai malam tiba. Aku lelah karena main HP berjam-jam. Di meja makan ada mama dan ayah sedang makan. “Aldo tadi mama panggil- panggil tidak jawab kenapa..? Kamu sibuk main HP saja.” Kata mama menyimpan emosinya. “Apa benar Aldo?” Kata ayah dengan terkejut. “Ya Ayah maaf ya, kan Hp baru, biasalah ma masih lihat-lihat Hpnya.“ Kataku dengan lantang . “Aldo! sudah mulai melawan ya kamu ke mama!” Kata ayah emosi dan terkejut melihat aku sudah mulai bisa melawan. “ Ah… emangnya Aldo salah ya punya Hp?” Kataku dengan marah dan sedih dalam hati. Aku langsung ke kamar tanpa memikirkan perasaan orang tuaku. Aku di kamar mulai bermain Hp lagi sampai baterainya habis. Lalu Aku cas Hpku dan tidur.
“ Aldo bangun sudah pagi “ Kata mama membangunkanku yang tidurnya nyenyak sekali. “Iya Ma…” Kataku yang ingin duduk tapi tidak jadi. Aku yang ngantuk berat pun tidur kembali. “Aduh,” aku terbangun pada pukul 07.55 . Aku langsung mandi dan langsung pergi ke sekolah. “Aldo cepat!“ Kata mama, agar Aldo bergegas.
Aku yang masih ngantuk di atas motor harus menahannya sampai di sekolah. Setibanya di kelas, aku tertidur pada jam pelajaran. “ Aldo …!!! kamu kenapa tidur di jam pelajaran Ibuk . Ibuk hukum kamu berdiri di belakang pakai satu kaki sampai jam istirahat.” Kata Bu guru dengan marah. “Ya Ibuk.” Kataku dengan menyesal.
Jam istirahat dan jam pelajaran aku masih mengantuk sedikit. Akhirnya aku pulang. Sampai di rumah, aku masuk ke kamar dan main games lagi. Semuanya aku jadi lupa, lupa makan, lupa pergi main ke lapangan, dan lupa mandi. Makan malam pun tiba. Waktu makan orang tuaku diam – diam saja, aku pun diam. Setelah makan aku langsung ke kamar lagi untuk bermain HP.
Beberapa hari kemudian.
Selepas dari pulang sekolah ayah mengajakku ke ruang tamu untuk bicara . “Ada apa ya Ayah?“ Kataku dengan bingung. “Aldo sampai kapan kamu bergantung dengan Hp terus. Ayah mendapat laporan dari wali kelasmu, belakangan hari ini nilai kamu menurun dan kamu suka tidur di dalam kelas . Mulai dari sekarang kalau kamu masih begini ayah akan ambil Hp itu.“ Kata ayah menasehatiku dengan sabar. “Ayah tidak bisa begitulah Ayah….“ kataku dengan kesal dan langsung meninggalkan ayah. Aku kesal kalau HP ku diambil tapi itu tidak akan terjadi. Hari pun mulai sore, aku memang teringat dengan teman- temanku tapi lebih seru main Hp. Malam pun tiba, aku pergi ke meja makan, lalu makan tanpa melihat orang tuaku. Tapi tampaknya orang tuaku terbiasa dengan aku ini .
Sesudah makan, aku pergi ke kamar lalu main HP berjam-jam sampai jam 3 menjelang subuh barulah aku tidur. Seperti biasa aku mengantuk di pagi hari dan terlambat ke sekolah. Sampai di sekolah aku selalu sendiri karena tidak ada yang mau berteman denganku lagi. Aku tidak tahu kenapa, mungkin karena aku sudah jarang bermain dengan teman- temanku. Jam istirahat aku tidak ke kantin karena uang jajan ku untuk beli kuota. Saat jam pulang, seperti biasa aku menunggu ayah dan tidak lama akhirnya datang. Setibanya di rumah aku langsung ke kamar, ganti baju dan main Hp. “Aldo makan siang yuk!“ Kata mama memanggilku di balik pintu. “Tidak ma Aldo tidak lapar.” Kataku sambil main HP.
Hari pun mulai sore.
“ Aldo main yuuuk….! “Kata teman- teman di depan rumah . Aku pun langsung pergi keluar dan mengatakan kalau aku tidak bisa pergi . “Aduh… Sepertinya aku sedang sakit mata jadi tidak bisa dulu untuk main, teman- teman.“ Kataku sedang berpura-pura pada hal tidak sedang sakit mata .
Dan Aku kembali kekamarku , melanjutkan maian game di HPku. Seperti biasa Aku makan malam dan langsung ke kamar setelah maka lalu main HP sampai jam 4 pagi.
Paginya Aku merasakan sedikit sakit dan buram di mataku. Aku tidak mengatakan hal ini pada orang tuaku. Selesai mandi mata ku mulai parah dan hampir tidak bisa melihat lagi. Mama… Ayah… tolong mataku sakit sekali…!“ Kataku sambil menjerit kesakitan. “Kenapa…, kenapa Aldo …? Kita ke rumah sakit ya sekarang …!“ Kata ayah dan mama dengan cemasnya.
Sampainya di rumah sakit aku diperiksa selama 30 menit, ternyata aku minus 10 dan harus memakai kaca mata. Karena orang tuaku tidak punya uang banyak, jadi aku belum mendapatkan kaca mata. Orang tuaku juga harus manabung untuk beli kaca mata ku. “Maaf ya Ma, Ayah…. Aku selalu membentak kalian. Gara-gara Aldo, Mama dan Ayah menjadi susa “ Katku dengan menyesal sekali. “Iya tidak apa-apa. Mama dan Ayah akan tetap menyayangimu.“ Kata Mama dengan tersenyum.
Aku tahu bermain games di HP itu seru dan menyenangkan, tapi aku tidak tahu apa akibatnya nanti. Jadi setelah aku merasakan akibatnya, aku sadar dengan apa yang aku lakukan itu tidak selalu benar.
13,266 total views, 1 views today
Tinggalkan Balasan